Notification

×

Kategori Artikel

Cari Artikel

Iklan

Iklan

Indeks Artikel

Tag Terpopuler

Penelitian Kuantitatif

Kamis, 09 Desember 2021 | 22.06 WIB Last Updated 2021-12-28T17:23:44Z

Penelitian Kuantitatif
Ilustrasi Penelitian Kuantitatif

 

Alam pada dasarnya bersifat teratur, terstruktur dan simetri. Alam mencakup benda alam dan "benda" konsep dalam gagasan manusia. Dalam penelitian ilmu alam, kebenaran ilmu haruslah positif, memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan konkret tanpa halangan dari pertimbangan lainnya (Soekanto, 1997: 444). Untuk itu, penelitian didefinisikan sebagai penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis, tentang fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu. Secara historis, pendekatan ini diilhami oleh pemikiran tokoh-tokoh filsafat seperti Rene Descartes, Auguste Comte dan John Dewey. 

Manusia mempunyai tahap perkembangan mulai dari tahap teologis, metafisik sampai positif. Kebenaran ilmu dicapai pada tahap positif, sehingga ilmu harus memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan konkret. Paham positivisme ini mengatakan bahwa perilaku masyarakat manusia memiliki kesesuaian dengan kondisi alam (isomorphism). Sebagaimana dengan gejala alam, manusia bersifat terstruktur dan dapat diramalkan. Alam, termasuk manusia, diciptakan sebagai sebuah keserasian.

 

Keserasian itu dapat dilihat dari berbagai gejala alam seperti berjuta-juta planet termasuk bumi yang mengitari matahari pada wilayah orbitnya dengan tidak pernah saling berbenturan, lingkaran dalam batang pohori memberi petunjuk mengenai usia pohon yang bersangkutan, ujung jarum apabila diperbesar dengan suatu alat akan terlihat seperti bintik-bintik yang teratur dan indah, bawang terbungkus dengan kulitnya membangun sebuah bentuk yang sangat simetri, dan sebagainya. Hukum-hukum alam ini mempengaruhi usaha untuk memahami masyarakat manusia. Perilaku manusia diasumsikan sebagai sebuah keteraturan yang dapat diuji, diramalkan dan digeneralisasikan. Pengaruh itu terlihat dalam konsep dan metode. 

Pengaruh ilmu alam dalam konsep ilmu psikologi dan pendidikan terdapat dalam konsep heriditas yang diadopsi dari eksperimen Morgan dalam lapangan biologi, teori psikologi medan diambil dari teori medan magnet, teori belajar kuantum berasal dari fisika kuantum, konsep individu, stimulus dan respons, juga merupakan konsep-konsep dalam ilmu alam yaitu teori atom. Pengaruh ilmu alam dalam metode penelitian psikologi dan pendidikan terlihat dalam penggunaan metode observasi yang diambil dari cara yang digunakan dalam ilmu astronomi, asumsi normalitas dalam pengukuran psikologis, prosedur sampling, analisa kuantitatif, metode eksperimen, perlunya definisi operasional, dan sebagainya.

Usaha pengukuran untuk mengubah kualitas menjadi kuantitas dilakukan terhadap tanda-tanda perilaku dalam variabel. Benda alam tidaklah diukur hakikatnya, tetapi "perilaku" yang dapat diindera. Benda konsep tidak diukur dalam hakikat konseptual variabel, tapi dalam indikator yang menjadi tanda-tanda perilaku dalam variabel. Perilaku itu diperoleh melalui proses belajar, sehingga pengukuran merupakan kegiatan mengukur hasil belajar dalam variabel yang diteliti. Pengalaman dari proses belajar merupakan hasil belajar yang bersifat objektif dan dapat diukur. Misalnya kepandaian diukur berdasarkan tanda-tanda perilaku yang dimiliki oleh orang yang pandai, yaitu kemampuan menjawab dengan benar tes yang diberikan kepadanya. Tingkat demokratisme guru adalah perilaku yang dilakukan dalam, mengambil keputusan, memberi perintah, dan menilai hasil kerja siswa. 

Pemanfaatan instrumen sebagai alat ukur dalam penelitian kuantitatif menjadi sangat menentukan. Perkembangan alat ukur berjalan searah dengan perkembangan ilmu. Berkembangnya alat-alat pengukur­an mendorong penemuan-penemuan ilmiah, dan penemuan-penemuan ilmiah mendorong usaha untuk mengembangkan alat-alat ukur baru. Usaha untuk memahami bintang-bintang menimbulkan usaha untuk menciptakan teropong bintang dan penemuan teropong bintang mendorong penemuan-penemuan besar dalam lapangan astronomi. Begitulah hal itu terjadi secara komplementer. 

 

Pengertian Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis). Alur logika pene­litian kuantitatif dimulai dari mengkaji teori yang sudah ada, mendefinisikan, melakukan fisikalisasi dan mengukur untuk mengumpulkan data di lapangan, kemudian menganalisis secara statistik untuk menolak atau menerima kebenaran teori. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.

Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metodeini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik.

Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiyah, ( sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara Purposive dan Snowbaal, teknik pengumpulan dengan tri anggulasi ( gabungan, analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.\

Tujuan Penelitian Kuantitatif

Tujuan penelitian kuantitatif yaitu:

  1. Menjelaskan, meramalkan, atau mengira-ngira dan mengontrol kejadian melalui pengumpulan data yang terfokus dari data numerik.
  2. Menguji teori melalui proses berpikir deduktif (umum-khusus). 

 

Kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif

Tidak ada model penelitian yang cocok untuk semua masalah pendidikan yang akan dipecahkan. Penelitian kuantitatif mempunyai kekuatan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat hasil dari proses yang dihentikan, namun tidak efektif diguna­kan dalam penelitian yang mempersoalkan tentang proses yang berjalan, dinamika, dan interaksi. Oleh karena itu, di samping mempunyai keunggulan, penelitian kuantitatif juga mempunyai beberapa kelemahan. 

1. Kelebihan metode penelitian kuantitatif

Suryabrata menjelaskan beberapa kekuatan metode penelitian kuantitatif yaitu :

  1. Memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara eksak.
  2. Mengikuti tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten.
  3. Data dapat diringkas dengan cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih mudah dianalisis.
  4. Memungkinkan penggunaan teknik analisis statistic dan matematis yang dapat diandalkan dalam penelitian ilmiah.
  5. Hasil penelitian yang diperoleh memiliki komunikabilitas yang tinggi.
  6. Penelitian kuantitatif mempunyai keunggulan dalam menegakkan objektivitas. Kebenaran diterima secara sepakat oleh para pengamat, sehingga kesimpulan yang dicapainya kuat.

2. Kekurangan metode penelitian kuantitatif

  1. Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi)
  2. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
  3. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk menganalisis data yang populasi atau sampelnya sama.
  4. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang jumlahnya sedikit.

 

 Ciri-ciri penelitian kuantitatif

  1. Sifat realitasnya dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur.
  2. Hubungan peneliti dengan yang diteliti independen, supaya terbangun objektivitas.
  3. Hubungan variabelnya sebab-akibat (kausal)
  4. Cenderung membuat generalisasi
  5. Cenderung bebas nilai .


Proses Pengukuran

Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Proses penelitian Kuantitatif

Pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu (1) statistik deskriptif, (2) statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitianya untuk penjajagan atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya memberikan gambaran/deskripsi tentang data yang ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika peneliti akan memberikan interprestasi menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.Untuk kepentingan analisis data, bagaimanapun bentuknya data, perlu ada prosedurnya.

Prosedur yang sering dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan Data

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan data:
(a) hanya memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkkan
(b) hanya memasukkan data yang bersifat obyektif
(c) hanya memasukkan data yang autentik
(d) perlu dibedakan antara data informasi dengan kesan pribadi responden. 

 

b. Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data terdiri dari:
(1) Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban itu ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas. pengklarifikasian perangkat kategori itu penyusunannya harus memenuhi bahwa setiap perangkat kategori dibuat dengan mendasarkan kriterium yang tunggal, bahwa setiap perangat kategori harus dibuat lengkap, sehingga tidak ada satupun jawaban responden yang tidak mendapat tempat, dan kategori yang satu dengan yang lain harus terpisah secara jelas tidak saling tumpang tindih 


(2) Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu.Bila analisis kuantitatif maka kode yg diberikan adalah angka.bila angka itu berlaku sebagai skala pengukuran maka disebut skor 


(3) Tabulasi, yaitu usaha penyajian data,terutama pengolahan data yg akan memjurus analisis kuantitatif,biasanya menggunakan tabel,baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang.
Berdasarkan data yg diperoleh, peneliti akan menarik kesimpulan menjawab problemantik atau hipotesis atau tujuan penelitian yang diajukan.jika analisis data dilakukan dengan secara statistik,dari uji statistik yang telah dilakukan kemungkinan kesimpulannya berikut ini:

  1. Hubungan antara variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti sangat signifikan atau signifikan.
  2. Hubungan antara varibel-varibel yang diteliti atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti tidak signifikan (Sutrisno Hadi,1981 23-24).

 

Dalam kemungkinan hasil yang pertama, kemungkinan besar hipotesis alternatifnya diterima (hipotesis nihil ditolak). Menerima hipotesis alternatif berarti adanya dugaan hubungan atau adanya perbedaan dinyatakan terbukti. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yg kedua, hipotesis alternatifnya dinyatakan tidak terbukti.
 

Kesimpulan, yaitu hasil uji statistik, belumlah merupakan produk terakhir dari suatu penelitian ilmiah. Pembahasan itu menjadi sangat penting jika ternyata hipotesis penelitiannya tidak dapat dibuktikan. Dalam keadaan demikian penelitian berkewajiban mengkaji kemungkinan sebab-sebab tidak terbuktinya hipotesis. Beberapa sumber tidak terbuktinya hipotesis dapat dicari dari:

  1. Landasan teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis sudah kedaluarsa; sudah kurang sahih, atau kurang adekuat.
  2. Sampel penelitian terlalu kecil.
  3. Sampel penelitian tidak diambil secara rambang.
  4. Kurang cermatnya mengeleminasi atau menetralisasi variabel-variabel luar atau ekstrameus.
  5. Instrumen atau metode pengumpulan data tidak sahih dan tidak terandalkan.
  6. Rancangan penelitian yang digunakan tidak tepat.
  7. Perhitungan-perhitungan dalam analisisnya kurang cermat.
  8. Hipotesisnya sendiri yang ”palsu”, dan kenyataannya bertentangan dengan hipotesis itu (SutrisnoHadi, 1981).

 

Dalam hubungan dengan kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis perlu dikemukakan bahwa dalam penelitian suatu hipotesis tidak terbukti, itu tidak berarti bahwa penelitiannya gagal. Sering kali suatu penelitian terdiri dari beberapa hipotesis dan tidak terbuktinya satu atau dua hipotesis memang jarang terjadi. Walaupun penelitiannya hanya terdiri dari satu hipotesis, tidak terbuktinya hipotesis itupun tidak berarti menggagalkan seluruh penelitian. Yang penting peneliti, dalam hal ini, dapat mengemukakan keterangan atau alasan yang kuat mengenai kemungkinan-kemungkinan sebab tidak terbuktinya hipotesis tersebut dalam pembahasan atau diskusi hasil analisisnya.

Memang cukup berat bagi peneliti untuk ”mengakui”, misalnya bahwa instrumen kurang sahih, sampling kurang representatif, pengontrolan variabel ekstraneus kurang cermat, atau landasan teori-teorinya kurang adekuat. Kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis ini hendaknya mengingatkan kepada peneliti agar semua kemungkinan sebab-sebab itu ditutup bocornya sebelum penelitian dilakukan. Jika saja setelah usaha optimal dan hasilnya memang demikian, peneliti tinggal menggali beberapa kemungkinan sebabnya yang secara metodologik lebih dapat dipertanggungjawabkan, misalnya kurang besarnya sampel atau kemungkinan tidak sahihnya teori-teori yang ada, sebab seperti telah diketahui bahwa lahirnya teori baru adalah dari kemungkinan yang terakhir ini. Untuk analisis bukan statistik, barang kali komponen hasil dikusi dan konklusi itu bergabung menjadi satu. Artinya hasil analisis adalah sekaligus konklusi penelitian, ebagian dari konsep-konsep yang dibicarakan dalam hasil analisis statistik diatas tentunya berlaku juga untuk hasil analisis yang bukan statistik.

Analisis Data Kuantitatif

Salah satu metode kuantitatif yang banyak digunakan untuk analisis data adalah dengan menggunakan statistika. Statistika dalam penelitian kuantitatif dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu: Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial.

1) Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif juga disebut analisis sederhana, karena memang masih tahap awal analisis statistik yang hanya menggambarkan secara lebih jelas data yang disajikan. Penyajian data ini biasa dilakukan dengan tabel dan grafik, ukuran tendensi pusat, dan ukuran variabilitas data.

a) Tabel dan Grafik

Teknik ini mungkin merupakan teknik yang paling mudah dan paling banyak digunakan untuk mendeskripsikan data. Distribusi frekuensi mengindikasikan jumlah dan persentase responden, obyek yang masuk ke dalam kategori yang ada. Teknik ini biasanya digunakan untuk memberikan informasi awal dalam penelitian tentang obyek atau responden. 

b) Ukuran Tendensi Pusat data

Ukuran pemusatan data memperlihatkan suatu ukuran kecenderungan skor dalam suatu kelompok data. Terdapat tiga jenis ukuran kecenderungan pemusatan data (central tendency) yang sering digunakan dalam mendeskripsikan data kuantitatif yaitu rata-rata, media, dan modus. Ukuran tersebut sering digunakan untuk menggambarkan karakteristik kelompok data tanpa harus menunjukkan semua data yang ada dalam kelompok tersebut. Misalnya, dengan menyebutkan rata-ratanya sudah terjelaskan gambaran umum suatu kelompok data. 

1) Modus
Modus (mode) adalah data yang paling sering muncul pada suatu distribusi dalam satu kelompok data. Dalam contoh yang ditujukkanpada tabel 3.6, modusnya adalah 6 yang muncul 3 kali (terbany akdibandingkan nilai lain yang hanya muncul satu kali dan dua kali). Modus dapat digunakan pada data yang berskala nominal, ordinal,interval dan rasio. Jika datanya berbentuk ordinal dapat digunakanukuran median.
 

2) Median
Median atau nilai tengah diperoleh dengan cara mengurutkan data mulai dari skor terkecil sampai tertinggi dalam satu kelompokkemudian dicari nilai tengahnya. Jika jumlah anggota kelompoknya ganjil misalnya 9, maka median adalah skor pada urutan ke 5. Jikajumlah anggota kelompoknya genap misalnya 10, maka median adalah skor hasil penjumlahan skor urutan ke 5 dan ke 6 dibagi dua.
 

3) Mean (Rata-rata)
Rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh data dalam satu kelompok kemudian dibagi dengan jumlah anggota kelompok tersebut. Mean berfungsi untuk mengetahui kemampuan/potensi/prestasi kelompok. Mean juga berguna untuk analisis lebih lanjut terutama t-test dan uji normalitas.
 

2) Statistik Inferensial

Salah satu bagian penting dari statistik inferensial adalah pengujian hipotesis. Ada dua macam hipoteses, yaitu: Hipotesis Nol (simbul Ho) yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan kesamaan atau tidak berbeda. Sebagai lawannya adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (simbol Ha) yang menunjukkan perbedaan atau tidak sama.

a) Korelasi
Metode ini menggambarkan secara kuantitatif asosiasi ataupun relasi satu variabel interval dengan variabel interval lainnya. Sebagai contoh kita dapat lihat relasi hipotetikal antara lamanya waktu belajar dengan nilai ujian tinggi. Korelasi diukur dengan suatu koefisien (r) yang mengindikasikan seberapa banyak relasi antar dua variabel. Daerah nilai yang mungkin adalah +1.00 sampai -1.00. Dengan +1.00 menyatakan hubungan yang sangat erat, sedangkan -1.00 menyatakan hubungan negatif yang erat.
Berikut ini adalah panduan untuk nilai korelasi tersebut :

               + atau - 0.80 hingga 1.00    korelasi sangat tinggi
         0.60 hingga 0.79       korelasi tinggi
         0.40 hingga 0.59       korelasi moderat
         0.20 hingga 0.39       korelasi rendah
         0.01 hingga 0.19       korelasi sangat rendah
Satu hal yang perlu diingat adalah "korelasi tidak menyatakan hubungan sebab-akibat". Dari contoh di atas, korelasi hanya menyatakan bahwa ada relasi antara lamanya waktu belajar dengan nilai ujian tinggi, namun bukan "lamanya waktu belajar menyebabkan nilai ujian tinggi".


b. Regresi
Regresi digunakan ketika periset ingin memprediksi hasil atas variabel-variabel tertentu dengan menggunakan variabel lain. Dalam bentuknya yang paling sederhana yang hanya melibatkan dua buah variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent), misalnya lama waktu belajar dengan nilai ujian. Regresi sederhana berusaha memprakirakan nilai ujian dengan lamanya waktu belajar. Analisis regresi mengindikasikan kepentingan relatif satu atau lebih variabel dalam memprediksi variabel lainnya. 

Simpulan

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis). Yang mana tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk menjelaskan, meramalkan, atau mengira-ngira dan mengontrol kejadian melalui pengumpulan data yang terfokus dari data numerik. Metode penelitian ini mempunyai kelemahannya sendiri. Sedangkan Proses penelitian Kuantitatif Pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu (1) statistik deskriptif, (2) statistik inferensial.
 
Analisis statistik deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitianya untuk penjajagan atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya memberikan gambaran/deskripsi tentang data yang ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika peneliti akan memberikan interprestasi menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.Untuk kepentingan analisis data, bagaimanapun bentuknya data, perlu ada prosedurnya. Serta menggunakan analisis data kuantitatif ,yaitu (1). Statistika Deskriptif dan (2). Statistika Inferensial.
×
Artikel Terbaru Update