Ilustrasi Reliabilitas Tes |
Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di Indonesia, adalah muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis lagi dalam meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun bukan peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai pembuktian dari sebuah kejadian. Yang dimana setiap penelitian tersebut biasanya memerlukan sebuah pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang benar-benar valid dan bersifat riel tanpa adanya kebohongan ataupun ketidaknyataan yang mengesankan data yang diperoleh bersifat dibuat-buat. Agar kajian kita bisa bersifat riel maka kita sebagai seorang peneliti harus menguji terlebih dahulu hasil penelitian kita yang disebut dengan uji reabilitas.
Kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mempunyai kesimpulan dari hasil penelitian kita terhadap kejadian-kejadian yang terbatas, maka kesimpulan itu berlaku dengan sempurna untuk seluruh kejadian yang sejenis. Perkiraan semacam itu belum tentu benar, untuk menghindari hal-hal yang semacam itu maka kita harus melakukan reliabilitas, yang berguna untuk menunjukkaan kevalidan data dari hasil sebuah penelitian yang kita lakukan.
Reliabilitas mampu menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap skor atau tingkat kecocokan skor dengan skor sesungguhnya. Reliabilitas ini bisa dicapai melalui tingkat kecocokan di antara skor pada lebih dari sekali pengukuran. Jika makin cocok dengan skor sesungguhnya maka makin tinggi tingkat reliabilitasnya. Kalaupun ada ketidakcocokan itu merupakan kekeliruan yang acak. Jadi kemungkinan munculnya kesalahan masih tetap ada, namun kemungkinan itu sangatlah kecit sekali dan tidak akan banyak berpengaruh terhadap hasil akhir dari sebuah pengujian.
Pengertian Reliabilitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat dipercaya. “reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
Tujuan Realibilitas
Tujan adanya realibilitas adalah mengkonsep satu variabel dengan jelas. Setiap pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel harus spesifik agar dapat menguragi intervensi informasi dari variabel lain. Menggunakan level pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat level pengukuran, maka variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang dimiliki semakin mendetail.Prinsip dasarnya adalah mencoba melakukan pengukuran pada level paling tepat yang mungkin diperoleh. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari satu indicator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih luas terhadapkonten definisi konseptual. Gunakan tes pilot, yakni dengan membuat satu atau lebih draftatau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis (pretest). Dalam penggunaan pilot studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari literature-literatur yag berkaitan.
Jenis Realibilitas
Dalam kaitanya dengan sebuah penelitian, berikut ini adalah macam-macam reliabilitas dan prosedur pelaksanaan pengukuran reliabilitas yang sering ditemui dalam instrument evaluasi maupun penelitian yaitu:1. Teknik pengukuran ulang (test-retest)
Pada teknik ini tes yang sama diminta menjawab pentanyaan dalam alat ukur sebanyak dua kali. Dimana selang waktunyapun tidak terlalu dekat dan tidak terlalu lama (15 – 30 hari). Kemudian barulah hasil pengukuran I dikorelasikan dengan pengukuran II.Relibilitas tes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan predictor misalnya tes kemampuan. Para pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat jawabannya, jika item soal yang ada mengandung factor sejarah, disbanding bentuk soal ilmu pengetahuan aljabar misalnya.
Jika koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti realibilitas tes bagus, jika korelasi rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.
2. Teknik belah dua
Pada teknik ini, alat ukur yang disusun harus punya banyak item (50 – 60) yang mengukur aspek yang sama. Dimana alat ukur diujikan pada tes, kemudian dihitung validitas itemnya.Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat pada subjek sasaran
- Bagi test yang ada menjadi dua jumlah dasar item yang paling umum dengan membagi item dengan nomor gajil dan genap pada klompok tersebut
- Hitung skor subyek pada kedua belah kelompok penerima item yang genap dn item ganjil
- Korelasikan kedua skor tersebut, mengunakan formula korelasi yang relevan dengan teknuk pengukuran.
3. Teknik paralel (equivalent form)
Pada aspek ini, dibuat 2 jenis alat ukur yang mengukur aspek yang sama. Alat ukur tersebut diujiakan pada tes yang sama. Kemudian dicari validitas dari masing-masing jenis. Dimana untuk mencari nilai reliabilitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor total.
Ukur
|
Tanpa
atau dengan selang waktu
|
Ukur
serta
|
|||
X
|
-----------------
|
X
|
|||
Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas
Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes. Interval penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas. Faktor-factor lain yang mempengaruhi di antaranya;- Panjang test, semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati kebenaran, dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas.
- Penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.
- Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor untuk siswa cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk test yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan
- Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test objektif yang dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.
Simpulan
Dengan adanya pengujian dari hasil sebuah penelitian atau yang sering disebut dengan uji reliabilitas maka penelitian yang dihasilkan akan memiliki sebuah mutu yang berkualitas. Karena penelitian yang sudah melalui uji penelitian sudah dianggap bagus dan memenuhi standart.- Teknik pengukuran ulang (test-retest)
- Teknik belah dua
- Teknik paralel (equivalent form)
- Panjang tes
- Penyebaran skor
- Kesulitan test
- Objektivitas