Notification

×

Kategori Artikel

Cari Artikel

Iklan

Iklan

Indeks Artikel

Tag Terpopuler

Masalah dan Tujuan Penelitian

Jumat, 10 Desember 2021 | 21.49 WIB Last Updated 2021-12-28T17:23:44Z
Masalah dan Tujuan Penelitian
Ilustrasi Masalah dan Tujuan Penelitian

 
Pada umumnya penelitian berangkat dari suatu masalah tertentu, karena penelitian bertujuan memecahkan masalah yang ada. Penelitian yang sistematis dimulai dengan suatu permasalahan atau persoalan. John Dewey mengatakan bahwa langkah pertama pada suatu metode ilmiah adalah pengakuan adanya kesukaran, hambatan atau pun masalah yang membingungkan peneliti (Ary, Jacobs, dan Razavieh, 1982: 73). Bagaikan sebuah percakapan tanya jawab, masalah merupakan pertanyaannya sedangkan jawaban dari masalah akan dicari pada proses penelitian. Meneliti merupakan usaha untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang sedang dihadapi.

Rasa ingin tahu atau coriusity merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh manusia, sehingga merka selalu mencari tahu tentang apa saja yang tidak diketahu olehnya. Masalah mencerminkan ketidaktahuan seorang manusia. Sedangkan penelitian merupakan suatu cara atau usaha manusia untuk mengatasi ketidaktahuan, sehingga masalah itu bisa berubah menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang telah diperoleh melalui aktivitas penelitian akan mempersempit wilayah ketidaktahuan mereka karena telah menjadi pengetahuan manusia itu sendiri.

Kedudukan masalah di dalam kegiatan penelitian sangatlah penting. Pemecahan masalah separuhnya ditentukan oleh kebenaran dan ketepatan dalam perumusan masalah tersebut. Pemecahan masalah tidak bisa diharapkan dari pertanyaan-pertanyaan masalah yang salah. Pertanyaan masalah nantinya akan menentukan metode penelitian, cara pengumpulan data jenis data dan teknik analisis data yang akan dipakai. Oleh karena itu, bagian ini dibahas mengenai masalah dan perumusan masalah di dalam suatu penelitian.


Pengertian Masalah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya penelitian dilaksanakan dengan tujuan agar mendapatkan data, yang antara lain bisa dipakai untuk memecahkan suatu masalah. Oleh sebab itu, setiap penelitian yang hendak dilakukan harus selalu berawal dari masalah. Seperti yang telah dinyatakan oleh Emory (1985), bahwa baik itu penelitian murni maupun terapan, kesemuanya itu berangkat dari masalah, hanya pada penelitian terapan saja yang hasilnya dapat langsung dipakai untuk membuat suatu keputusan.

Jadi, setiap penelitian yang hendak dilaksanakan harus selalu berangkat dari masalah, meskipun banyak yang mengakui bahwa memilih masalah penelitian sering kali menjadi tahap yang paling susah dalam proses penelitian (Tuckman, 1985). Jika dalam penelitian peneliti telah mampu menemukan masalah yang benar - benar masalah, maka sesungguhnya pekerjaan dari penelitian itu telah selesai sebesar 50%. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Sugiyono (2013) yaitu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak gampang, akan tetapi setelah masalah bisa ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera bisa dilaksanakan.

Masalah berkaitan erat dengan kesenjangan (gap) yang harus diisi atau setidaknya kesenjangan tersebut dipersempit. Masalah juga dapat memunculkan suatu celah (void) ruang ketidaktahuan. Masalah dapat disimpulkan sebagai suatu kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein), antara yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is), antara kebutuhan dengan yang tersedia (Suryabrata, 1994: 60). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menutup kesenjangan (what can be) tersebut.

Kesenjangan masalah menimbulkan kebutuhan, untuk menutup kebutuhan itu maka dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan yang memunculkan kesenjangan tersebut. Kegiatan untuk menutup kesenjangan dilakukan dengan jalan suatu penelitian. Sehingga dapat pula dikatakan, bahwa penelitian suatu kegitan mencari suatu jawaban yang masih belum diketahui, memenuhi kebutuhan yang masih belum tersedia, dan menyediakan yang belum ada. Hal tersebut sejalan dengan pernytaan Purwanto (2010:108-109), bahwa penelitian diharapkan bisa memecahkan masalah atau setidak - tidaknya memperkecil kesenjangan yang ditimbul oleh masalah tersebut.

Sumber Masalah

Sumber masalah dalam suatu penelitian bisa berasal dari berbagai sumber. Menurut Mac Millan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah bisa bersumber dari observasi, hasil deduksi dari suatu teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang saat ini sedang terjadi, situasi praktis dan juga bisa bersumber dari pengalaman pribadi. Masing - masing sumber dapat dijelaskan sebagaimana berikut:

1) Observasi

Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga yang tidak didukung oleh data empiris. Masalah penelitian bisa diangkat dari hasil observasi terhadap suatu hubungan tertentu yang masih belum memiliki dasar penjelasan yang memadai dan cara - cara rutin yang di dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas tradisi atau otiritas. Penyelidikan kemungkinan dapat menghasilkan teori yang baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.

2) Deduksi dari teori

Teori itu sendiri merupakan konsep - konsep yang masih berupa prinsip - prinsip umum yang penerapannya belum bisa diketahui selama belum dialkukan pengujian secara empiris. Penyelidikan terhadap suatu masalah yang diangkat berasal dari teori bermanfaat untuk memperoleh penjelasan secara empiris praktik tentang teori tersebut.

3) Kepustakaan

Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan perlunya dilakukan suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi. Replikasi bisa meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan secara lebih luas. Laporan penelitian tidak jarang juga menyampaikan suatu rekomendasi kepada peneliti lain mengenai apa saja yang perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk dilakukan suatu penelitian.

4) Masalah sosial

Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian. Seperti seringnya terjadi perkelahian siswa antar sekolah, bisa memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan agama dan moral serta pembinaan sikap disiplin di lingkungan sekolah. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi juga dapat memunculkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.

5) Situasi praktis

Pada tahap pembuatan suatu keputusan tertentu, tidak jarang mendesak untuk dilakukannya suatu penelitian evaluatif. Hasil penelitian ini sangat diperlukan guna dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan yang lebih lanjut.

6) Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi bisa memunculkan masalah yang membutuhkan jawaban empiris guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, 2010:109-111)

Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi meliputi:

1) Bacaan terutama hasil penelitian

Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut bisa menjadi sumber identifikasi masalah penelitian. Pada umumnya tidak pernah ada penelitian yang hingga tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak dari pada apa yang dapat dijawabnya, karena itulah ilmu pengetahuan akan selalu berkembang dan mengalami kemajuan. 

2) Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah

Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah bisa menjadi sumber masalah penelitian, karena para peserta bisa melihat hal - hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga muncul masalah. 

3) Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan).

Sumber masalah juga dapat berasal dari pernyataan pemegang otoritas, baik itu otoritas pemerintahan maupun ilmu pengetahuan. Contoh pernyataan pemegang otoritas pemerintahan yaitu pernyataan menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMA. Contoh pernyataan otoritas ilmu pengetahuan yaitu pernyataan ahli pendidikan mengenai penjurusan di SMA. 

4) Pengamatan sepintas

Sumber masalah bisa saja bersumber dari Pengamatan sepintas peneliti sendiri. Seperti halnya, ahli kesehatan menemukan masalah saat melihat dari mana penduduk memperoleh air minumnya. 

5) Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan dengan sejatah perkembangan dan kehidupan pribadi atau profesional. (Purwanto, 2010: 111-112 )

Masalah bisa diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang benar - benar terjadi (kenyataan), antara aturan dan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan.Hal tersebut dengan pernyataab Stonner (1982) bahwa masalah - masalah bisadiketahui atau dicari jika ada penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.

Cara Merumuskan Masalah Penelitian

1. Pengertian dan Fungsi Perumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian, rumusan masalah menjadi salah satu tahap yang sangat penting. Tanpa perumusan masalah, suatu penelitian akan menjadi sia-sia. Hal ini dikarenakan perumusan masalah merupakan pendorong sehingga dilakukan suatu penelitian. Selain itu, rumusan masalah juga berfungsi sebagai pedoman atau fokus dari suatu penelitian. Artinya bahwa, rumusan masalah akan menentukan jenis data-data apa saja yang diperlukan untuk kegiatan penelitian dan data apa yang tidak diperlukan oleh peneliti. 

Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
 
Ada beberapa variasi dalam penempatan perumusan masalah penelitian. Ada yang menempatkan di bagian awal dari suatu sistematika penelitian, ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama dengan latar belakang penelitian, atau menempatkannya setelah tujuan penelitian. Tapi, hal ini tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian. Yang terpenting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu dapat dilakukan dengan rumusan masalah tersebut sebagai pedoman dari kegiatan penelitian. Artinya bahwa suatu kegiatan penelitian harus konsisten dengan judul dan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.


2. Sumber Masalah untuk Penelitian

Menurut Turney dan Noble (1971, dalam Danim 2003), sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dari:
a. Pengalaman pribadi
b. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan.
c. Kerja dan kontrak professional.
d. Pengujian dan pengembangan teori yang ada.
e. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
f. Laporan masyarakat.
g. Keluhan pasien.
h. Diskusi ilmiah dan seminar keilmuan.


Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti, meliputi:
  1. Masalah masih baru. Masalah yang akan diteliti masih baru dalam arti belum pernah diteliti oleh orang lain,
  2. Aktual. Masalah tersebut benar-benar terjadi di masyarakat.
  3. Praktis. Masalah penelitian harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis.
  4. Memadai/proporsional. Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan tidakterlalu sempit.
  5. Sesuai dengan kemampuan peneliti. Seseorang yang akan meneliti harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan pada bidang yang akan ditelitinya
  6. Sesuai dengan kemampuan pemerintah. Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang atau adat-istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan menemukan hambatan
  7. Ada yang mendukung. Setiap penelitian membutuhkan biaya, tidak jarang penelitian yang menarik akan mendapat sponsor dari instansi-instansi pemerintah dan swasta.

3. Cara Merumuskan Masalah

Rumusan masalah penelitian mempunyai beberapa syarat:
  1. Dikemukakan dalam kalimat tanya atau bersifat interogatif.
  2. Rumusan hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda.
  3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus ditanyakan secara terpisah.
  4. Rumusan hendaklah padat dan jelas.
  5. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
  6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional.

Pada umumnya rumusan masalah diawali dengan kalimat sebagai berikut:
  1. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapatdirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: atau:
  2. Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut: atau:
  3. Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

4. Kesukaran dalam Perumusan Masalah

  • Tidak semua masalah di lapangan dapat diuji secara empiris.
  • Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah-masalah.
  • Kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian, dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan.
  • Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut sukar diperoleh.
  • Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

Tujuan Penelitian

Pada dasarnya, tujuan penelitian adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam suatu rumusan masalah atau untuk pengembangan pengetahuan. Oleh karena itu, tujuan penelitian harus sesuai (sinkron) dengan masalah yang telah dirumuskan.
 
Adapun kriteria dalam merumuskan tujuan penelitian,yaitu:
  1. Tujuan dinyatakan secara jelas dan operasional
  2. Tujuan diarahkan sesuai dengan rumusan masalah
  3. Memberi arah tentang sasaran yang ingin dicapai
×
Artikel Terbaru Update