Notification

×

Kategori Artikel

Cari Artikel

Iklan

Iklan

Indeks Artikel

Tag Terpopuler

Sumber Masalah Penelitian

Jumat, 10 Desember 2021 | 22.09 WIB Last Updated 2021-12-28T17:23:44Z

Sumber Masalah Penelitian
Ilustrasi Sumber Masalah Penelitian

 

Sumber Masalah Penelitian

Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1)   Observasi

Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan teori baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.

2)   Deduksi dari teori

Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.

3)   Kepustakaan

Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.

 

4)   Masalah sosial

Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya: seringnya menjadi perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.

5)   Situasi praktis 

Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.

6)   Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, M.pd:109-111)

 

Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi meliputi:

1)   Bacaan terutama hasil penelitian

Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak dari pada yang dijawabnya, karena dengan demikian ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan.

2)   Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah

Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian karena para peserta dapat melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional sehingga muncul masalah.

3)   Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu pengetahuan).

Pernyataan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas pemerintahan maupun ilmu pengetahuan. Contoh pernyataan pemegang otoritas pemerintahan adalah pernyataan menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMU. Contoh pernyataan otoritas ilmu pengetahuan adalah pernyataan ahli pendidikan mengenai penjurusan di SMU.

4)   Pengamatan sepintas

Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli kesehatan menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum.

5)   Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan dengan sejatah perkembangan dan kehidupan pribadi atau profesional. (Purwanto, M. Pd: 111-112 )

 Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.

a)    Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.

Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang yang biasanya menjadi pemimpin pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang biasanya mengelola pendidikan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul masalah. Orang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan komputer, maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya sehingga perlu ada perubahan. Apakah masalahnya dengan sistem sentralisasi, sehingga perlu berubah menjadi sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, apakah masalahnya sehingga kebijakan pendidikan selalu berubah, ganti menteri ganti kebijakan? Apakah masalahnya setelah terjadi perubahan?

 

b)   Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.

Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orde baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal lantas tetapi ternyata tidak, sehingga muncul masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah. Direncanakan dengan adanya penataran pengawasan melekat, maka akan menjadi penurunan dalam jumlah KKN, tetapi ternyata tidak sehingga timbul masalah. Dengan kebijakan MBS, kualitas pendidikan akan meningkat, tetapi ternyata belum terlihat. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.

 

c)    Adanya pengaduan.

Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam koran atau majalah yang mengadukan kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga pendidikan, dapat dipandang sebagai masalah, karena diadukan lewat media sehingga banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian orang tidak akan membeli lagi atau tidak menggunakan jasa lembaga itu lagi. Demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap suatu sekolah atau perguruan tinggi juga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi pendaduan.

 

d)   Ada kompetisi.

Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahan Pos dan Giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, ada hand phone yang dapat digunakan untuk SMS, internet, e-mail. Perusahan Kereta Api memandang angkutan umum jalan raya dengan Bus sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom kurang mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang memberikan jasa yang sama lewat telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah ada saingan telepon genggam (hand phone). Dalam pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini unggul di dalam negeri, akan timbul masalah setelah ada perguruan tinggi asing boleh beroperasi di Indonesia.

Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM, harus ditunjukkan dengan data. Masalah SDM misalnya, jumlah SDM yang terbata, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan produktivitas yang masih rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain, atau dari dokumentasi. Data yang diberikan harus up to date, lengkap dan akurat. Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Kalau penelitian berkenaan dengan 5 variabel, maka data masalah yang dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan data, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya.

Pada tabel 2.1 berikut diberikan contoh data tentang masalah SDM di Indonesia, yang menduduki rangking 110 dari 179 negara. Ini menjadi masalah karena yang diharapkan SDM yang berkualitas tinggi tetapi kenyataannya SDM yang ada kualitasnya lebih rendah bila dibandingkan dari negara-negara lain.

Tabel 2.1

Human development index asean + 3 negara

No.

Country

Life expectancy (years)

Adult literacy  rate (%)

Gros enrolment ratio (%)

GDP Per-capita (PPP US$)

HDI Rank

1.

Singapure

78,7

92,5

87

24,481

25

2.

Brunei

76.4

92,7

74

19,210

33

3.

Malaysia

73,2

88,7

71

9,512

61

4.

Thailand

70,0

92,6

73

7,595

73

5.

Philippanes

70,4

92,6

82

4,321

84

6.

Vietnam

70,5

90,3

64

2,490

108

7.

Indonesia

66,8

87,9

66

3,361

110

8.

Myanmar

60,2

89,7

48

1,027

129

9.

Cambodia

56,2

73,6

59

2,078

130

10.

Lao pdr

54,7

68,7

61

1,759

133

11.

Japan

82,0

84

27,967

11

12.

Korea

77,0

97,9

93

17,971

28

13.

China

71,6

90,9

69

5,003

85

 Source: UNDP – Human Development Report 2005. (Prof. Dr. Sugiyono:52-55)

 

Jenis-jenis Masalah

Menurut jenisnya, masalah dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama, masalah deskriptif. Masalah deskriptif adalah masalah yang mendeskripsikan satu variabel pada satu kelompok tanpa menghubungkan dengan variabel yang lain ayau membandingkan dengan kelompok lain. Kedua, masalah korelasi. Masalah korelasi adalah masalah yang memuat hubungan antara satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel yang lain. Ketiga, masalah perbandingan. Masalah perbandingan adalah masalah yang memuat perbandingan satu atau lebih kelompok dalam satu variabel. (Purwanto, M. Pd: 109)

Berdasarkan tingkat eksplarasinya, masalah penelitian bisa diklasifikasikan kedalam tiga jenis bentuk masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi dan asosiasi (Sugiyono, 1994: 36-39, Arikunto (1993: 28-31).

1. Permasalahan deskriptif

Permasalahan deskriptif merupakan suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh permasalahan deskriptif:

  1. Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?
  2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan Hukum?
  3. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
  4. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pelayanan pemerintah daerah di bidang pendidikan?
  5. Seberapa tinggi tingkat produktifitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah kejuruan?
  6. Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia?

 

Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri( bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif).

Penelitian yang bermaksud mengetahui kinerja Departemen Pendidikan Nasional, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum, efektivitas kebijakan MBS, tingkat produktivitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan; minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia adalah contoh penelitian deskriptif.

 

2. Permasalahan Komparatif

Permasalahan Komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

  1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
  2. Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel dua sampel)
  3. Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel tiga sampel)
  4. Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA. (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
  5. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas.
  6. Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (satu variabel dua sampel)

 

3. Permasalahan Asosiatif

Permasalahan Asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau  lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprocal/timbal balik.

1)  Hubungan Simetris

Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubunngan kausal maupun interaktif., contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

  1. Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah? (variabel pertama adalah penjualan es dan ke dua adalah kejahatan) Hal ini berarti yang menyebabkan kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkin logikanya adalah sebagai berikut. Pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.
  2. Adakah hubungan antara rumah yang dekat  rel kereta api dengan jumlah anak?
  3. Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah?
  4. Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah?
  5. Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang sekolah ?

 

Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut.

  1. Hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah.
  2. Hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak.
  3. Hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah.
  4. Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang sekolah.
 

2) Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:

  1. Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen).
  2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen).
  3. Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi penbelajaran di SMA?
  4. Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kurikulum, media, dan kualitas guru sebagai variabel independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen).

 

Contoh judul penelitiannya:

  1. Pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak di SD Kabupaten Alengkapura.
  2. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan pada SMK di Provinsi Indrakila.
  3. Pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah.

 

3) Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik

Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:

  1. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
  2. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyababkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi. (Prof. Dr. Sugiyono: 55-60)
×
Artikel Terbaru Update